Selasa, 09 April 2013

Akademi Film Indonesia

Menarik diantara sederetan penghargaan film yang mengapresiasi film indonesia menjadi alternatif  lain untuk para sineas kita lebih semangat menghasilkan karya yang berkualitas, didalam negeri sendiri tidak hanya ada Festival Film indonesia, tapi ada juga seperti Festival Film Bandung, Festival Film Bali (Balinale), Festival Film Jogya, Indonesia movie awards (IMA),  Apresiasi Film Indonesia, dan yang terbaru adalah Piala maya yang merupakan sesuatu layaknya golden globe indonesia serta ada satulagi yang menjadi angin segar yaitu Akademi Film Indonesia

Akademi Film Indonesia di gelar pertama kali pada tanggal 8 april 2013 unik nya ajang ini menggabungkan film dengan kualitas yang baik dan film dengan kuantitas penonton terlaris tiap tahun nya, jadi menggabungkan antara film berkualitas dan film yang memang laris secara komersil.
filom yang di lombakan yaitu film - film yang beredar antara 1 januari - 31 Desember 2012 adapun dari 86 film yang beredar diambil menjadi  10 film unggulan, diantara nya:
Atambua 39, Cinta tapi Beda, Habibie & Ainun, jakarta hati, Postcards from the Zoo, Lovely Man, Mata Tertutup, Rayya, Soegija, dan The Raid

berikut daftar pemenang dari Akademi Film Indonesia yang berhak mendapatkan piala jati emas :

1. Film Terbaik
    Postcards From the Zoo
   
   

2. Sutradara Terbaik
    Teddy Soeriaatmadja ( Lovely man )
   


3. Skenario Terbaik
    Lovely man  ( Teddy Soeriaatmadja )
   
   

4. Film Terlaris
    Habibie and Ainun ( MD Pictures )

senang sekali adanya berbagai macam ajang apresiasi film indonesia menjadi alternatif dari festival - festival yang sudah ada, dan semoga bisa menjadi pemicu buat para sineas kita memproduksi film yang berkualitas dan kita terpacu untuk menikmati hasil karya mereka di bioskop, maju terus film indonesia (sumber : filmindonesia.or.id)



Kamis, 04 April 2013

Tampan Tailor

Sutradara  : Guntur Soeharjanto
Produksi   : Maxima Pictures
Penulis      : Alim Sudiro dan Cassandra Massardi
Pemain     : Vino g Bastian,Jefan Nathanio,Marsha Timoty,Ringgo Agus rahman.


Sebulan sebelum rilisnya saya sempat kaget melihat daftar comingsoon film indonesia berjudul 'Tampan Tailor' ini film superhero atau apa? pas lihat rumah produksinya saya lebih mikir lagi, kira-kira Vino G Bastian main film apa ya? secara umum rumah produksi ini sebelumnya mengeluarkan film-film seperti horror dan komedi sex, mungkin sebagian film-film ringan remaja. Tampan Tailor adalah sebuah kejutan setelah saya menontonnya terlepas dari film sebelumnya tema anak-anak Berandal-Berandal Ciliwung.

Tampan Tailor menceritakan perjuangan seorang ayah dan anak, Topan ( Vino g bastian ) kehilangan istrinya karena penyakit kanker dan kehilangan toko jahitnya serta nyaris kehilangan masa depan Bintang ( Jefan Nathanio ) karena putus sekolah. Topan dan Bintang terpaksa mengungsi ke rumah sepupunya Darman ( Ringgo agus rahman ) dan istri nya yang cerewet ( Lisye herliman ). dengan Darman,Topan akhirnya bekerja jadi calo tiket di stasiun kereta api, menjadi kuli bangunan proyek sampai jadi Stundman, perkenalan nya dengan Prita ( Marsha Timoty ) penjaga kios tempat penitipan anak, membuat jalan hidup Topan dan Bintang berubah dan ternyata Prita memiliki perasaan yang sama dengan apa yang di rasakan Topan, Prita yang membangkitkan semangat dan memberi jalan supaya Topan bisa bangkit.
film tema Ayah dan anak mungkin telah kita tonton seperti the pursuit of happiness yang di bintangi will smith dan jaden smith, tampan tailor memiliki tema yang sama tapi jangan lantas menjudge plagiat ini sebuah cerita yang menurut saya bagus yang ditulis duet antara alim sudiro dan cassandra masardi natural tanpa terkesan didramatisir seperti sinetron tanah air, cerita ayah dan anak tentang perjuangan untuk hidup dan melanjutkan impian .disaat apa yang kita punya telah tiada,bukannya kita masih punya harapan yang terus menyala untuk tetap bertahan hidup.ini adalah sepenggal cerita ibukota dan masih banyak mungkin orang yang nasibnya sama seperti Topan dan bintang. setting ibukota masih menjadi daya tarik ketika tokoh Topan menjadi calo dikawasan stasiun kereta api senin,gambaran masyarakat pinggiran jakarta, rel kerata api dan proyek jalan layang di daerah karet yang belum selesai.
  akting Vino g bastian sebagai ayah bintang begitu meyakinkan mungkin kekurangannya di segi make up yang terlalu klimis sebagai orang yang lagi kesusahan itu bisa dilihat di beberapa bagian scene, akting Jefan Nathanio yang natural dan bisa melebur bersama Vino dan berpadu kuat dengan akting marsha timoty yang diawal cerita terkesan cuek dan judes, yang paling di acungin jempol kehadiran Ringgo agus rahman dengan gaya yang apa adanya namun menimbulkan tawa tanpa berlebihan dan dibuat-buat,penampilan Epy kusnandar dan joshua pendalaki yang memperkuat karakter guna pembangunan konflik yang memadai, ada juga penampilan ratna riantiarno dan Ferry Salim sebagai pendukung.

kisah percintaan topan dan prita pun digambarkan wajar dan sangat sederhana, chemistry yang kuat antara ayah dan anak di awal sampai tengah film begitu kuat, scene yang membuat saya terharu ketika topan menjadi stundman dan ketika alanan lagu "andai pasti bisa" saat scene topan dan darman naik motor,pemandangan sudut ibu kota ketika dalam sebuah rumah martabak yang di makan rame-rame menjadi sebuah kebahagian yang sangat berarti, gambaran keluarga darman adalah sebagian kecil gambaran masyarakat kota kita yang dihimpit gedung-gedung pencakar langit.

ost nya pas dan ga berlebihan apalagi dentingan piano dan suara Ahmad Dani membawakan lagu "andai aku bisa" scoring nya memberi nyawa melengkapi cerita dan satu lagu dari Bondan Fade to black " ya sudahlah "

 Tampan tailor adalah film Guntur Soeharjanto yang saya suka dari film sebelumnya mungkin karena didukung oleh penulis dan cast yang memadai serta dukungan scoring dan ost yang pas,salut buat maxima pictures dan ditunggu dua film yang numpang promo di film ini.

Selasa, 02 April 2013

MADRE THE MOVIE

Sutradara : Benny Setiawan Produksi : Mizan Productions Penulis : Benny Setiawan Pemain : Vino G Bastian,Laura Basuki,Didi Petet,Framly Nainggolan,Titi Qadarsih Apakah anda rela menjual Ibu anda? Madre yang dalam bahasa Spanyol bermakna ibu, ya buku ketujuh dari Dewi lestari ini diangkat ke layar lebar setelah buku yang terdahulunya seperti Perahu kertas dan Rectroverso,disutradarai oleh sutradara terbaik FFI 2010 Benny setiawan. membaca novelet ini kurang dari satu jam tentunya saya ga terlalu terkejut dengan jalan cerita dan ending dari cerita Tansen, ya dari novelet nya aja mungkin kita sudah tertarik ingin melihat jalan cerita yag tersaji lewat media film, jalan hidup Tansen (Vino G Bastian)berubah setelah menerima surat warisan yang terasa aneh yaitu sebuah kunci,dari kehidupan Tansen yang bebas tanpa terikat rutinitas dan tidak terlalu suka dengan kehidupan kota mau ga mau dia harus menerima warisan umtuk menghidupkan kembali toko roti Tan De Baker dengan menemui kakek yang setia kepada Tan De Baker yaitu Pak hadi ( Didi Petet ) Tansen diperankan oleh vino oh iya ini film ketiga vino setelah sebelumnya bermain di film Mika dan yang sama-sama lagi rilis dengan Madre yaitu Tampan Tailor yang di produksi oleh Maxima picture. Tan Sen seorang surfer yang ingin mencari ombak tertinggi yang ingin ia taklukkan memiliki jiwa kebebasan sering berbagi pengalaman hidupnya melalui blog pribadi nya dan dari blog itulah ia ketemu dengan Meilan ( Laura Basuki) dari pertemuan dengan Mei jalan cerita bergulir antara persoalan Madre sampai akhirnya masalah Hati Tansen pada Mei serta sejarah hidup mereka terbuka satu sama lain. Awal pembukaan film yang berlangsung kurang lebih 20 menit pertama adu akting yang natural antara Vino dan Didi petet ga membuat saya bosan malah makin asik dengan dialog dan tingkah polah mereka berdua, Didi petet natural banget dengan raut muka kakek dan dialog dialog nyeletuk khas orang sunda.dan penampilan Laura Basuki sebagai mei pas dengan sosok seorang perempuan yang bisa memotivasi seseorang ke arah yang lebih baik, jiwa perempuan mandiri. pengambilan gambar yang baik dan suasana kota Bandung yang kebanyakan mengambil lokasi di jalan Braga dengan bangunan Tan De Baker akting dari pemeran pendukung yang menjadi sahabat sahabat pak hadi yang setia kepada Tan De Baker seperti Titi Qadarsh dan lain-lain mampu mengundang tawa, namun karakter ibu qory yang diperankan oleh Titi Qadarsih terkesan terlalu komikal  serta peran Framly Nainggolan sebagai calon tunangan Mei yang kurang mendapat porsi yang cukup namun menjadi penampilan yang penting dalam sebuah cerita cinta film ini.
 lagu soundtrack "jodoh pasti bertemu" dari Afgan menambah rasa di perpisahan Mei dan Tansen,kegalauan antara masalah bisnis atau masalah hati antara mereka. akhirnya Madre adalah sebuah karya yang bisa saya nikmati dari novelet dan film . Benny Setiawan berhasil menyajikan nya dengan begitu harum dan gurih nan inspiratif namun terkesan ringan,karena kesakralan madre terasa hilang, ekspetaksi saya menginginkan cara atau proses pembuatan madre di perdalam namun madre hanya sebuah adonan dalam toples yang kurang mendapat pendalaman lebih kepada penonton.
. Tansen : "ngotot banget sama Madre
  meilan : "aku bukan ngobrolin Madre ini ngobrolin kamu"