Sutradara : Benny Setiawan
Produksi : Mizan Productions
Penulis : Benny Setiawan
Pemain : Vino G Bastian,Laura Basuki,Didi Petet,Framly Nainggolan,Titi Qadarsih

Apakah anda rela menjual Ibu anda?
Madre yang dalam bahasa Spanyol bermakna ibu, ya buku ketujuh dari Dewi lestari ini diangkat ke layar lebar setelah buku yang terdahulunya seperti Perahu kertas dan Rectroverso,disutradarai oleh sutradara terbaik FFI 2010 Benny setiawan.
membaca novelet ini kurang dari satu jam tentunya saya ga terlalu terkejut dengan jalan cerita dan ending dari cerita Tansen, ya dari novelet nya aja mungkin kita sudah tertarik ingin melihat jalan cerita yag tersaji lewat media film, jalan hidup Tansen (Vino G Bastian)berubah setelah menerima surat warisan yang terasa aneh yaitu sebuah kunci,dari kehidupan Tansen yang bebas tanpa terikat rutinitas dan tidak terlalu suka dengan kehidupan kota mau ga mau dia harus menerima warisan umtuk menghidupkan kembali toko roti Tan De Baker dengan menemui kakek yang setia kepada Tan De Baker yaitu Pak hadi ( Didi Petet )
Tansen diperankan oleh vino oh iya ini film ketiga vino setelah sebelumnya bermain di film Mika dan yang sama-sama lagi rilis dengan Madre yaitu Tampan Tailor yang di produksi oleh Maxima picture.

Tan Sen seorang surfer yang ingin mencari ombak tertinggi yang ingin ia taklukkan memiliki jiwa kebebasan sering berbagi pengalaman hidupnya melalui blog pribadi nya dan dari blog itulah ia ketemu dengan Meilan ( Laura Basuki) dari pertemuan dengan Mei jalan cerita bergulir antara persoalan Madre sampai akhirnya masalah Hati Tansen pada Mei serta sejarah hidup mereka terbuka satu sama lain.
Awal pembukaan film yang berlangsung kurang lebih 20 menit pertama adu akting yang natural antara Vino dan Didi petet ga membuat saya bosan malah makin asik dengan dialog dan tingkah polah mereka berdua, Didi petet natural banget dengan raut muka kakek dan dialog dialog nyeletuk khas orang sunda.dan penampilan Laura Basuki sebagai mei pas dengan sosok seorang perempuan yang bisa memotivasi seseorang ke arah yang lebih baik, jiwa perempuan mandiri.

pengambilan gambar yang baik dan suasana kota Bandung yang kebanyakan mengambil lokasi di jalan Braga dengan bangunan Tan De Baker akting dari pemeran pendukung yang menjadi sahabat sahabat pak hadi yang setia kepada Tan De Baker seperti Titi Qadarsh dan lain-lain mampu mengundang tawa, namun karakter ibu qory yang diperankan oleh Titi Qadarsih terkesan terlalu komikal serta peran Framly Nainggolan sebagai calon tunangan Mei yang kurang mendapat porsi yang cukup namun menjadi penampilan yang penting dalam sebuah cerita cinta film ini.
lagu soundtrack "jodoh pasti bertemu" dari Afgan menambah rasa di perpisahan Mei dan Tansen,kegalauan antara masalah bisnis atau masalah hati antara mereka.

akhirnya Madre adalah sebuah karya yang bisa saya nikmati dari novelet dan film .
Benny Setiawan berhasil menyajikan nya dengan begitu harum dan gurih nan inspiratif namun terkesan ringan,karena kesakralan madre terasa hilang, ekspetaksi saya menginginkan cara atau proses pembuatan madre di perdalam namun madre hanya sebuah adonan dalam toples yang kurang mendapat pendalaman lebih kepada penonton.
.
Tansen : "ngotot banget sama Madre
meilan : "aku bukan ngobrolin Madre ini ngobrolin kamu"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar